27 Okt 2011

Laskar Pewangi

suatu waktu @Perpus-Teknik-Salemba
"Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan". 
Saya baru membaca novel tersebut sekitar tahun 2007-2008 *kalau tidak salah* Ucup, Wini dan Beruk juga ternyata sudah membaca novel tersebut, tapi saya tidak yakin kalau tim dan othing juga membaca novel ini karena hanya kami berempat biasanya yang antusias berbagi cerita tentang lakonnya si : ikal, lintang, mahar, sahara, a kiong, syahdan, kucai, borek, trapani dan harun. Memang tidak terlalu sering kami membahas novel laskar pelangi disaat saat senggang kuliah tapi entah kenapa kami selalu antusias membahas alur cerita dalam novel ini. Kami ber empat punya fans yang berbeda dari 10 lakon tersebut. Saat ini saya juga tidak yakin bisa menceritakan semua isi novel tersebut karena selain sudah lama ternyata faktor umur juga mempengaruhi kemampuan daya ingat saya untuk mengingat kembali setiap bab yang dulu sering saya baca bolakbalik. Si tim biasanya akan antusias diajak cerita kalau topiknya mengenai sepak bola dan curhat percintaannya yang belum pasti dijaman itu dan othing akan lebih bernafsu lagi kalau kita ajak bertukar pikiran tentang virus komputer dan program utak-atik laptop.
Petualangan para laskar pelangi dalam novel tersebut sungguh menyentuh jutaan pembaca bahwa betapa gigihnya 10 orang anak anak dalam menempuh pendidikan dengan fasilitas yang sangat terbatas, mungkin mereka hanya sebagian kecil orang orang yang punya potensi tetapi kurang beruntung karena kondisi dan keadaan. Saya bukan mau membahas detail isi novel laskar pelangi tapi "laskar pelangi" lah yang menginspirasi kami untuk tetap bersemangat, walau kami termasuk beruntung dari sekian banyak yang belum beruntung tetapi kami sadar kalau kami punya banyak keterbatasan. 
Bekerja sambil kuliah : terbatas waktu belajar karena sebagai kuli yang hukumnya wajib kerja kami hanya mengoptimalkan sisa-sisa tenaga buat belajar, terbatas financial karena hanya mengandalkan gaji bulanan hasil nguli untuk biaya hidup juga biaya kuliah, terbatas waktu gaul karena hari libur pun kami pakai buat ngerjain tugas. Banyak lagi keterbatasan yang tidak terungkap tetapi semangat laskar pelangi menjadi inspirasi buat kami dan bertekat kalau kamipun mampu. 
Mungkin kami ber enam tak akan pernah sama dengan cerita laskar pelangi, laskar pelangi 10 orang sementara kami hanya 6 orang. laskar pelangi cerita perjuangan anak anak sementara kami ber enam sebagian sudah punya anak dan sebagian lagi bernafsu untuk punya anak. laskar pelangi sudah terkenal sementara kami hanya terkenal diseputaran salemba. laskar pelangi memperkenalkan satu pulau BaBel sementara kami hanya memperkenalkan sesuatu yang belum jelas. "laskar pelangi" layaklah buat novel andrea hirata dan kamipun sepakat kalau kami hanyalah "laskar pewangi". Tidak tahu pasti siapa yang pertama sekali punya ide membuat nama kelompok kami menjadi "laskar pewangi" tapi kami telah sepakat menggunakan nama ini menjadi nama kenangan bagi kami ber enam dan nama itu juga yang menjadi slogan dalam media komunikasi kami dalam grup BBM. Walau tanpa nama wini di member list BBM grup tapi "laskar pewangi" memang layaklah menjadi nama kelompok kami, berharap suatu saat wini berjiwa besar menerima kemajuan teknologi dan mengganti HP jadulnya dengan BB *mungkin akan lebih baik kalau disponsori oleh othing si ahli IT*
"laskar pewangi" tidak akan seheboh laskar pelangi, kami berbeda dari yang lain karena kami memiliki wangi tersendiri sebagai laskar pejuang.
*Ngantuk...Ngopi dulu*

Nama Panggilan

Semester awal perkuliahan di salemba merupakan awal kenangan yang tak terlupakan, mungkin pemikiran saya hampir sama dengan pemikiran temanku yang lain *mungkin-hanya dugaan sementara*.
Saya berpikir semester awal akan terasa lebih santai, yang saya bayangkan adalah materi kuliah yang ringan dan masih bisa diselang selingi dengan ha ha hi hi. Tapi pikiran saya salah besar, karena ternyata tanpa kami sadari kalau kami berenam masuk disemester genap dan secara otomatispun kami akan mengikuti materi perkuliahan semester genap. Pantas saja kami digabung dengan rekan-rekan angkatan diatas kami. Secara psikologis kami sangat terkalahkan. Mereka tampak kompak karena sudah menjalin komunikasi satu semester lebih awal dari kami, bahkan total volume suara kami berenampun hampir tak terdengar karena jumlah kami hanya seperempat dari mereka. Tetapi aura kekompakanlah yang membuat kami untuk lebih percaya diri, walau kami hanya segelintir tapi ternyata kami tidak kalah kompak dengan mereka, volume suara kami ternyata jauh lebih menggema dibanding mereka *maksudnya saat-saat santai ya* dan anehnya dimana kami berenam berkumpul orang akan selalu memandang kami walau kadang sinis, itu semata mata karena tanpa kami sadari kalau kami sering kali tertawa melampaui batas desibel orang normal. Mungkin intonasi suara orang bataklah yang mampu mensinergikannya sehingga seringkali tawa canda yang biasa menjadi tawa canda yang berwibawa dan menggema.
Kami berenam memiliki nama panggilan yang unik-unik.
Maru nama panggilan buat saya "Maruahal Sihombing", nama panggilan yang paling tidak berkesan sih karena saya sendiri juga tidak begitu yakin apa artinya nama saya.
Ucup nama panggilan buat Joesep Andrea Lutfi. Memang tampak tidak berkorelasi ya nama panggilan dengan nama lengkapnya dan yang lebih aneh lagi Joesep itu kepanjangan dari JOEmat SEPtember karena katanya dia lahir dihari Jumat bulan September. Ortunya ucup termasuk yang paling kreatiflah di generasinya, top markotop.
Othing nama panggilan buat Yanto Yulianto. Sampai saya menulis blog ini saya belum sempat menanyakan asal muasal nama othing, artinya apa dan korelasi dengan nama lengkapnya juga saya tidak tahu. Tetapi siapapun yang kenalan sama othing pasti langsung bisa nebak kalau dia urang sunda, namanya bersifat perulangan dan hampir sama dengan tahu menjadi tarahu, kacang menjadi karacang hehehehe *jaka sembung*
Tim nama panggilan buat Timotius Jonas Hutabarat. Yah standarlah dengan nama panggilan nama saya, hanya mencaplok sebagian dari nama lengkapnya. Saya simpulkan kalau orang batak mungkin tidak begitu kreatif dalam menentukan nama panggilan.
Wini nama panggilan buat Retno Windriyani. Tidak jauh beda dengan tim dan maru so ortunya wini juga tidak begitu kreatif waktu itu, semoga dimasa tua nanti mereka bisa kreatif hehehe
Beruk nama panggilan buat Melriansyah. Sekilas aneh tapi saya salut karena ternyata beruk senang dengan nama panggilannya. Setahu saya beruk itu panggilan buat "monyet berekor panjang" tapi kenapa juga melriansyah nama yang indah menjadi beruk ya? Suatu saat kami mungkin akan verifikasi nama nama panggilan ini. Siapa tahu setelah sukses dikemudian hari kami berniat untuk merubah nama panggilan ini. Banyak nama panggilan orang akan berubah seiring dengan berubahanya nasib, seperti kalangan selebritis. Suatu saat siapa tahu kami berenam akan menjadi orang yang terkenal mungkin nama nama panggilan kamipun akan berubah.
Apapun nama panggilan kami saat ini, apapun kelebihan dan kekurangan kami, apapun perbedaan kami semuanya itu tidaklah terlalu penting, yang sangat penting adalah kami sudah menjadi saudara.
break dulu ya..lanjut lagi ke cerita selanjutnya


Pertemuan Kedua

Ternyata tidak sulit bagi kami berenam untuk menyatukan selera pada awal awal semester perkuliahan. Kami memang punya latar belakang yang berbeda-beda. 
Suku : tiga orang sunda, dua orang batak
Pekerjaan : dua orang pejabat KAI, empat orang kuli swasta tapi seiring dengan berjalannya waktu maka satu orang dari kami berempat sebagai kuli swasta berhasil juga menjadi pejabat DKI heheh hidup lae timmy.
Pendidikan : latar belakang pendidikan saya sendiri adalah sarjana elektro tapi pada kenyataannya ilmu elektro saya sangat jarang kepake dalam dunia kerja yang saya geluti. Si wini setahu saya seorang jebolan arsitek makanya kami selalu memaklumi kejeniusan cewek satu ini dalam berimajinasi, kang yanto mungkin berlatar belakang ilmu IT terlihat dari kelihaian dia dalam menganalisa setiap trouble dalam laptop-laptop kami sedangkan yang lainya punya latar belakang pendidikan sipil, ini terlihat dari postur postur tubuh mereka cenderung kekar mirip mirip kuli bangunan kecuali sibatak yang imut hehehehe.
Status : waktu pertemuan pertama kami, dua orang pejabat KAI sudah tidak perawan alias sudah menikah sedangkan empat orang sisanya masih perjaka ting ting
Porsi badan : ada yang kurus, imut, langsing dan langsung alias gemuk *tunjuk muka sendiri* oia soal porsi badan, saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga berat badan saya ideal tetapi selalu tidak berhasil so saya berusaha tetap bahagialah dengan porsi badan yang mungkin tidak normal dibanding mereka berlima.
IQ : ehm..mungkin ini tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lain. Dalam hal ini kami hanya berbeda keberuntungan.
Emosi : yah secara kami berbeda suku, pasti kami memiliki emosi yang terbeda beda tetapi tetap unik.

ehm..apalagi ya?sepertinya perbedaan yang cukup mendasar adalah itu.Tapi ternyata perbedaan itupun tidak membuat kami sulit untuk menyamakan rasa dan selera. buktinya pada pertemuan awal saja kami sudah sepakat untuk sama sama nongkrong di sturback *akan ada cerita terpisah kenangan kami berenam di sturback*, kami punya selera yang sama menikmati makanan kantin teknik *kenangan kantin teknik salemba juga punya kenangan tersendiri bagi kami dan akan ada ceritanya secara terpisah*, kami punya selera humor yang tinggi walau kami bukan pelawak dan tak jarang hal yang tidak lucupun akan menjadi lucu bagi kami. Kami juga akan selalu berkomentar pada setiap wanita yang tertangkap oleh mata kami sehingga si "wini" sering kali merasa cemburu karena merasa selalu dikesampingkan dan merasa jarang diperhatikan.
Satu lagi kesamaan kami adalah ternyata kami sama sama suka menyegarkan pikiran dengan cerita cerita porno yang berkelas alias tidak terlalu norak. Tiap kuliah juga kami sama sama berjibaku dengan kemacetan kota jakarta, lae timmy yang selalu nyaman dengan mobil kesayangannya, beruk nyaman dengan motor balapnya, wini?ehm..lupa, kadang dia berjibaku dengan mobil kesayangannya kadang juga dengan fasilitas umumnya sedangkan saya dan dua orang pejabat KAI juga cukup nyaman dengan apa yang ada (metromini, bajaj, KRL, kadang juga taksi).
Sepertinya hanya ini yang bisa saya ingat pada pertemuan kedua kami, mungkin masih banyak yang bisa diceritakan pada sesi ini, tapi kemampuan otak saya untuk mengingat masa lalu saat ini sungguhlah terbatas, saya yakin ini lebih cenderung dipengaruhi oleh umur yang semakin dewasa alias tua.
it's time for lunch dulu ya..akan bersambung ke cerita selanjutnya. Selamat menikmati lunch buat wini, timy, beruk, ucup dan othing. Walau tidak ada yang gratis tetapi kita harus tetap lunch :)

26 Okt 2011

Pertemuan Pertama

3 tahun yang lalu teringat kembali masa masa yang indah untuk kesempatan kedua kalinya bisa menempuh studi ke jenjang master, dengan berbagai pertimbangan SIKONTOL alias Situasi Kondisi Toleransi pilihan yang tepat adalah UI Salemba jurusan manajemen proyek. tulisan SIKONTOL sekilas memang jorok tapi biar saya jelaskan sekilas makna tulisan sikontol menurut pemikiran saya yang memang senang hal hal yang berbau jorok hehehe
Situasi : situasinya memang kemampuan otak saya hanya mampu bersaing di institusi lokal, maksud hati mau go internasional tapi sampai saat ini belum menemukan negara diluar indonesia yang bahasa pengantarnya bahasa batak hehehe
Kondisi : pilihan yang pas melanjutkan studi dengan finance yang terbatas adalah bekerja sambil sekolah, separuh kemampuan otak buat bekerja dan separuh lagi disisihkan untuk belajar, konsen bekerja supaya bisa bayar uang kuliah *di-Jkt tidak ada sekolah gratis apalagi S2* juga harus konsen sekolah supaya uang kuliah yang disetor dengan berat hati tiap semester tidak sia sia. Untuk membagi kemampuan otak menjadi dua maka Jurusan yang saya ambil pun harus yang bisa ha..ha..hi..hi..dan tidak terlalu banyak urusan dengan rumus rumus fisika, kimia yang sampai saat inipun saya pelum paham akan kebenarannya. "manajemen proyek" saya pikir pilihan yang tepat untuk kondisi kejiwaan saya.
Toleransi : ini menyangkut dengan toleransi waktu dan juga toleransi dalam berpikir. Sebagai kuli disebuah perusahaan kontraktor, jam kerja sungguhlah tidak menentu dan wacana sekolah bukan termasuk toleransi dari perusahaan dimana saya sebagai kuli. Jadi saya harus memikirkan toleransi waktu dan toleransi kemampuan otak dalam hal ini. Saya pastikan bahwa saya akan selalu terlambat sampai di kampus, mengingat jakarta yang macet dimana mana, Jadi Salemba posisi yang sangat terjangkau, kalaupun saya harus terlambat tapi masih bisa ditoleransi. Sore hari pasti tenaga dan pikiran tinggal sisa sisa, memahami perkuliahanpun sungguh teramat susah tapi kesusahan inipun masih bisa saya toleransi mengingat jurusan yang saya ambil sangat berhubungan dengan pengalaman kerja.
Seperti biasa "bangga" tentunya bisa kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang master mengingat banyak orang merindukan kesempatan itu tetapi hanya beberapa orang yang beruntung, salah satunya saya.
Hari pertama perkuliahan berbagai perasaan bergejolak dalam bathin, selain bangga, saya juga harap harap cemas membayangkan suasana perkuliahan nantinya, cemas membayangkan seperti apa nantinya teman teman kuliah, cemas memikirkan apakah semua bisa berjalan dengan baik.
Orang pertama yang saya temui di salemba adalah Melriansyah alias beruk *baru tau nama manisnya beruk setelah kenal dikampus* sebelumnya sudah kenal karena kami bekerja diperusahaan yang sama.
Perkuliahan pertama, kelas rame dan wajah wajah matang mendominasi alias tua seperti saya :) belakangan saya baru tahu kalau ternyata itu kelas gabungan.
Sebelum bapak dosen memulai perkuliahan, tiba tiba dua orang dibelakang saya menyapa dengan senyum perkenalan memastikan mereka tidak salah masuk ruangan. Ternyata seangkatan dengan saya dengan nama "Joesep alias Ucup" dan "Yulianto alias Othing"
Kuliah pertama selesai..break makan malam dikantin, kenalan sana sini, senyam senyum dan dapat kenalan lagi namanya : retno windriyani alias wini dan timotius jonas alias timmy. Hari pertama selesai dengan perkenalan sana sini dan ternyata siswa baru untuk semester tersebut hanyalah enam orang termasuk saya.
Pertamuan pertama kami berenam di salemba tidak begitu berkesan tetapi tidak begitu buruk juga bahkan pertemuan pertama diantara kami cenderung tidak banyak bercerita tetapi tidak juga cuek. 5 orang pejantan tangguh dan 1 orang cewek masih malu malu untuk menampakkan karakter asli masing masing. Sekilas kami berenam tidak tampak sebagai mahasiswa pemikir yang kecanduan dengan diktat kuliah setebal batu bata, tampak lebih serius karena mungkin kami senasib "bekerja sambil kuliah" tapi kami berenam berusaha untuk santai karena kami tahu ini baru permulaan untuk dua tahun kedepan.
Inilah sekilas cerita pertemuan pertama diantara kami berenam. Salemba menjadi sumber banyak inspirasi dan cerita diantara kami.
Berlanjut ke cerita selanjutnya...

Anak Panggoaran-2

Sejak lahir Iel si anak panggoaranku punya bakat senyum,tak terasa tujuh bulan sudah berlalu, hampir setiap hari dia tidak pernah lupa untuk tersenyum. Sepulang kerja Iel akan selalu menyambut saya dengan senyumnya yang khas. Ritual mandi dan makan sore dalam sekejap akan selesai selanjutnya adalah bermain bersama Iel, setiap bahasa tubuh saya akan selalu direspon dengan tawa khasnya. "sesuatu banget" melihat keajaiban tiap hari dalam dirinya, seandainya ada program yang bisa menerjemahkan bahasa bayi maka akan lebih mudah bagi saya untuk memahami ocehannya. Umur 7 bulan bagi Iel sungguh jauh berbeda dengan bayi bayi seusia dia, motoriknya jauh lebih cepat dari bayi bayi lain dan yang sering kali menakjubkan adalah kemampuannya untuk meniru bahasa tubuh ayah dan ibunya. Lucu, pintar, menggemaskan, mengagumkan dan menakjubkan bisa melihat karya-NYA yang sungguh ajaib dalam hidup kami. Tuhan membentuk Iel sedemikian rupa dan melimpahkan banyak suka cita lewat setiap senyumnya. waktu akan terus berubah, perubahanpun akan terus terjadi tapi kasih sayang dan cinta kami orang tuanya tidak akan berubah.
Kami mengasihimu nak sebagaimana Tuhan juga mengasihimu.