20 Jun 2012

PMP Perlu-Kah?

Project Management Profesional atau PMP adalah semacam gelar kebanggaan bagi seorang praktisi manajemen proyek. Institusi resmi yang mengeluarkan sertifikat PMP adalah The Project Management Institute. Mendapatkan PMP bukanlah hal yang muda karena ada beberapa syarat yang harus dipatuhi oleh seseorang yang mau lolos ujian sebut saja standar pendidikan tertentu, pengalaman dan persyaratan minimum. Tentu output yang diharapkan dari seseorang yang sudah mendapatkan sertifikat PMP adalah "menjadi seorang Manager Proyek yang handal dalam mengelola proyek". 
Sepengetahuan saya, jarang seseorang langsung lolos pada tahap pertama ujian PMP alias banyak yang mencobanya sampai dengan beberapa kali. Tanpa pelatihan yang tepat dan menyelesaikan kursus manajemen proyek yang diperlukan sangatlah sulit untuk lulus ujian sertifikasi PMP. Banyak penyedia layanan pelatihan yang membantu para manajer proyek untuk mendapatkan sertifikasi PMP tetapi hati-hati tidak semua yang resmi dari PMI.
Mendapatkan informasi seputar PMP sangatlah muda, tinggal "searching di google dengan kata kunci PMP" maka si mbah google akan menampilkan banyak informasi. Seiring dengan semakin majunya teknologi, media untuk mempersiapkan test PMP sangatlah muda, banyak jasa online yang menawarkan beragam cara belajar persiapan PMP. Ada yang berbayar dan banyak juga yang gratis alias tidak usah bayar.
Beberapa kali saya mendapat postingan lowongan Posisi Project Manager dengan mengharuskan kandidat sudah PMP. Saya termasuk orang yang berharap bisa lolos sertifikasi PMP. Bagi saya PMP membawa aura tersendiri ketika kita dihadapkan dengan komunitas praktisi manajemen proyek, tetapi saat ini bukan hal yang mudah untuk mencobanya selain membutuhkan keseriusan tentu membutuhkan biaya yang lumayan mahal. Kalau tidak salah saat ini biaya untuk sertifikasi saja +/- US$ 555 belum lagi biaya untuk persiapan atau hal-hal lain "so..bukan biaya yang murah kan?" belum lagi kalau kita tidak benar-benar siap alias gagal, ehm..kebayangkan berapa dolar lagi yang harus kita siapkan.
---
Mengingat banyak hal yang harus disiapkan mendapatkan PMP, maka secara otomatis akan timbul beberapa pertanyaan...
- seberapa pentingkah PMP? 
- kalau sudah PMP akankah lebih mudah menggapai posisi Manager Proyek?
- kalau sudah PMP apakah otomatis rate gaji akan naik?
- kalau sudah PMP apakah sudah jaminan kualitasnya pasti lebih baik dari manager yang bukan PMP?
- apa sisi positif lainnya?

Berinvestasi duit, tenaga dan waktu tentu berharap jauh lebih baik dari yang bukan sama sekali. Sejauh ini saya belum menemukan "seorang PMP" jauh lebih dari yang lain baik dari sisi kualitas maupun keuntungan yang didapat, tetapi saya bukan orang yang tidak setuju dengan berbagai investasi untuk mendapatkan sertifikasi PMP, karena sampai saat inipun saya masih berharap bisa mendapatkan. Tergantung dari pribadi masing-masing seberapa penting sertifikasi PMP itu dan perhatikanlah beberapa trik orang-oarang yang sudah sukses test PMP di bawah ini :
- Pastikan kalau anda benar-benar paham apa itu PMP dan keuntungannya apa
- Kalau harus mengikuti kursus sebelum ujian, pastikan lembaga penyedia jasa tersebut sudah terkenal dan merupakan representative yang sudah dipercaya, karena saat ini banyak media/jasa yang mengclaim dirinya sudah sertifikasi padahal seyogianya belum sama sekali
- Banyak-banyak belajar dari pengalaman orang-orang yang sudah pernah menjalani testnya
- Perbanyak latihan soal-soal yang mengacu kepada PMBOK
- Jangan bosan-bosan membaca buku PMBOK
- Lakukan persiapan sebagus mungkin, mulai dari search informasi, registrasi dan konfirmasi
- Yang paling penting adalah, pertajamlah TOEFL anda karena semua bahan test masih menggunakan bahasa inggris *kalau yg ini saya berharap suatu saat ada kemajuan, test PMP dengan bahasa pengantar bahasa indonesia*
Kalau semua sudah OK maka siap-siaplah bertarung demi gelar "PMP" dan yang paling perlu setelah medapatkan PMP berharaplah itu akan membawa perubahan yang positif dalam karir.

-Jakarta, 20 Mei 2012-

14 Jun 2012

bahasa bayi

Buat saya setiap anak bayi pasti lucu, ada saja tingkah laku mereka yang membuat kita terkagum-kagum, sekalipun mereka belum bisa berbicara dengan fasih tetapi bahasa tubuh mereka lebih dari cukup untuk mengungkapkan sesuatu. Saya salah satu orang yang selalu terhibur dengan kehadiran anak kecil walau terkadang menyebalkan mendengar lengkingan suara mereka tetapi bagi saya itu salah satu ciri khas seorang anak bayi mengekspresikan kemauannya, bahkan dengan melihat koleksi foto anaknya teman saja saya langsung terbayang kelucuan sianak. Sebut saja kayak si-ale, anaknya teman. Kami berteman akrab dengan orang tuanya bahkan serasa udah seperti keluarga tetapi sampai saat ini saya belum pernah bertemu langsung dengan si bujang "begitulah ibunya memanggil ale". Koleksi foto-foto ale di fb cukup membuat saya ngakak membayangkan betapa lucunya dia, gaya foto-fotonya yang sadar kamera, fotonya dengan kaca mata hitam, foto dengan wajah dicoret-coret sama seperti coretan di dinding dan banyak lagi fotonya yang seringkali mendapat komen lucu-lucu dari setiap penggemarnya, dan gue yakin ortunya pasti lebih ngakak tiap lihat gaya si-ale

Rabu "tigabelas-juli-dua ribu dua belas" Jam sebelas-malam tibatiba anak saya si-iel kebangun. Entah karena demam piala euro 2012 atau mau belajar begadang, yang pasti ini akan menjadi PR gue ditengah malam mengawal setiap gerak-geriknya. Umur 14 bulan adalah saat-saat iel mulai berjalan, otomatis setiap langkahnya harus dikawal. Salah-salah melangkah atau jatuh maka tersangka pertama yang akan diadili sekeluarga adalah "saya". 
Walau terkantuk-kantuk terlelah, saya selalu waspada mengawasi setiap gerak-geriknya. Walau terkantuk-kantuk tetapi saya terkagum-kagum dengan yang iel lakukan tapi saya hanya sempat mengabadikan moment indah itu untuk satu kegiatan, terus terang saya tidak tahu siapa yang dia contoh, dia minta diambilkan bedak diatas lemarinya, selanjutnya dia menghampiri kursi yang ada dikamar dan eng..ing..eng..tiba tiba dia menumpahkan bedak dikursi selanjutnya ditaruh diwajahnya sehingga jadilah foto ajaib di bawah ini. Sepertinya dia nyontoh si mamah alias ART yang khusus jaga iel. memang kebiasaan si mamah selalu ngasih bedak setiap iel selesai mandi, walau udah sering saya larang supaya tidak udah mem-bedak-i wajah iel tapi tetep saja #yo wis lah..sing penting anak gue seneng dan nyaman sama si mamah#
belajar-memakai-bedak

Capek dia mempermainkan bedak diwajahnya, tiba-tiba dia minta diambilkan sapu lidi, mata saya makin waspada mengikuti gerakannya. ow..ow saya takjub hampir tak percaya karena ternyata dia membawa sapu lidinya kekasur dan mengibas-ngibas kasurnya. Kalau yang ini pasti nyontoh ibunya atau si mbak kalau beresin kasur.

Bosan dengan sapu lidi, dia minta diambilkan cream kulit yang dia lihat and then..mata saya takjub ketika dia berusaha membuka cream kulitnya, menekan-nekan sambil triak-triak gak jelas. Begitu creamnya keluar secara perlahan dia oleskan kebelakang telinga dan kepalanya #nah kalau yang ini jelas-jelas nyontoh ibunya, yang setia ngolesi cream kulit setiap iel iritasi alias keringat buntet#

Bosan dengan semua yang sudah dia sentuh, iel pun rebahan dikasur, dengan wajah serius melototin TV, sambil menggerak-gerakkan kakinya seperti sedang main bola. #nah kalau yang ini memang iel demen sama bola# Jadi ingat waktu ibunya ngidam iel, ibunya dengan setia mengikuti liga-liga yang sedang tayang, disamping itu setiap iel kami bawa jalan-jalan selalu mainan yang ditunjuk adalah bola, alhasil kalau sudah sempat dipegang maka benda itupun wajib kami beli.

Tidak terasa ternyata sampai babak German-Belanda pun tetap iel setia melototin TV, entah karna dia galau karna gak bisa tidur atau memang dia paham apa yang dia lihat tapi yang pasti saya terkagum-kagum dengan banyak hal yang dia lakukan. Sebagian besar melakukan hal-hal yang pernah dia lihat.

Ehm..berharap iel tidak sampai mencontoh "saat saya sering kali mencium ibunya"
Hanya syukur yang terucap untuk semua yang terlihat didepan mataku, sangat bersyukur untuk setiap pertumbuhan fisiknya. Ajaib Karya-NYA bagi anakku juga bagi kami.

Jakarta...2012

6 Jun 2012

Hanya "Catatan" Gak-Begitu-Penting

"Jadi Pimpinan bukan berarti pintar dan sebaliknya orang pintar belum tentu jadi pemimpin" 

Yups..ini hanya pendapat saya semata dan mencoba memberikan sedikit catatan dari sekian banyak pengalaman keseharian saya saat ini, sering kali saya bertemu dengan "seorang pimpinan" menurut saya sungguh tidak pintar dalam memimpin dan terlalu banyak orang pintar yang sudah terbukti kemampuannya malah tidak pernah mendapat kesempatan dalam memimpin.

"Sebut saja Project Manager aka P-M" sering kali seorang PM dalam satu proyek hanya sebatas jabatan saja tanpa memahami makna dan esensinya sebagai seorang pemimpin jalannya proyek. Pengalaman saya pada proyek sebelumnya, PM nya hanya duduk manis dikantor dan tidak pernah tahu segala masalah yang sedang terjadi, dia lebih konsentari dengan jadwal facial bulanan dia dibanding dengan jadwal proyek yang sudah acak adut. Adalagi PM yang kerjanya sok tahu bahkan merasa lebih tahu dari orang yang semestinya tahu. Ada lagi PM yang segala sesuatu keputusan dibawah kendali stafnya, belum lagi PM yang selalu memberikan janji-janji palsu kepada timnya dan tidak pernah bisa mempertanggungjawabkan komitmentnya. Ada macam-macam PM yang sudah saya temui dalam proyek-proyek saya sebelumnya. 
Saat ini saya malah bertemu dengan seorang PM yang menurut saya sungguh sangat terlalu lebay..apresiasi dan pemahaman proyeknya terlalu lebay pada "masa lalunya" Regulasi proyek yang ditangani saat ini selalu berpedoman pada regulasi perusahaan sebelumnya mencari nafkah tanpa dia sadari kalau saat ini dia berada pada regulasi perusahaan yang berbeda, terlalu lebay meng-apresiasi orang-orang exs perusahaan sebelumnya walau jelas-jelas kinerja orang yang diapresiasi sangat buruk, terlalu lebay dengan "ge-lar ge-lar" yang melekat pada beberapa orang dan diatas semua itu PMnya tidak menyadari kalau apresiasi yang sangat super lebay itu belum bisa dibuktikan secara defacto dan dejure *analisa yang lebay juga* 
Akan sangat banyak cerita tentang seorang pemimpin, entah itu PM, Presiden, CEO, Deputi atau jabatan lain yang memang didaulat menjadi seorang pemimpin dalam tim dan ruang lingkupnya. IMSO alias in-my-soktau-opinion memang tidak semua pemimpin itu pintar dalam memimpin dan masih banyak juga orang-orang pintar yang memang tidak mendapat kesempatan dalam memimpin. Waktu, rejeki, kesempatan dan peluang sangat berpengaruh menghantarkan seseorang untuk menjadi seorang pintar dan menjadi pemimpin.
*rabu-kelabu-menggalau-dengan-kondisi-yang-abuabu*
*menggalau-dengan-PM-yang sangat super lebay*