2 Mar 2012

Harga Engineer Lokal vs Engineer Bule

Bekerja sebagai cost engineer atau cost control punya suka duka tersendiri. Sukanya kita bisa tahu semua hal yang berhubungan dengan uang, bisa belajar bagaimana menghitung suatu komponen biaya yang layak, beberapa pihak menganggap posisi ini sangat penting apalagi urusannya dengan pembayaran, punya otoritas penuh mengelola anggaran seakan akan itu adalah milik pribadi *kalau kasus yang ini mungkin hanya segelintir dari cost control* dan dukanya adalah bahwa duit itu ternyata adalah duit perusahaan trus yang paling tidak mengenakkan adalah ketika kita tahu standar harga dari masing-masing seorang engineer. Saya bukan anti sama bule alias exspatriat tapi saya hanya berpikir bagaimana mungkin standar harga engineer bule itu sangat jauh berbeda dengan engineer lokal. Produktifitas mereka kadang tidak sebanding dengan biaya yang mereka dapat. Saya selalu berpikir kalau indonesia adalah surga bagi exspatriat bagaimana tidak?? hanya bermodalkan warna kulit dan bahasa inggris HRD kita berani membayar mereka dengan mahal. Sementara seorang engineer lokal harus berjuang mati matian hanya untuk mendapatkan standar harga yang layak di pasaran, bukan curhat pribadi tapi memang ini adalah gambaran dari sekian banyak teman-teman, ketika waktu berjalan maka tidak jarang engineer lokal akan mengeluh dengan remunerasi yang didapat dan mulai mencoba membandingkan remunerasi seorang bule yang kadang tidak sebanding dengan produktifitas mereka. Berdoa dengan penuh pengharapan supaya regulasi penggunaan tenaga kerja asing di negara ini akan lebih tegas lagi. Mungkin ada juga bule yang bagus tapi saya sangat tidak setuju kalau setiap bule yang bekerja di indonesia ini selalu dibayar lebih mahal dari engineer lokal. Saya jadi teringat waktu "nguli" di daerah timur tengah betapa regulasi negara mereka sangat berpihak pada warna negara lokal, saat itu rata rata harga seorang satpam yang penduduk asli jauh dari harga engineer seperti saya karena memang aturan pemerintah setempat mengharuskan standar gaji untuk warga asli harus lebih layak dari warga pendatang. Bagaimana dengan bangsa kita?malah tidak jarang HRD kita sendiri cenderung merendahkan harga engineer sebangsanya. Memang berharap pada kebijakan bangsa ini tidaklah muda apalagi saat ini pemerintah cenderung tidak pernah berpihak pada kebutuhan rakyat, banyak oknum dalam pemerintah bukan ber-empati pada rakyat yang mereka wakili tetapi malah sebaliknya, setiap hari tindakan korupsi seakan dipertontonkan tanpa ada rasa malu, kebijakan hukum yang semakin tidak berpijak pada kaidah yang sebenarnya, sepertinya nurani pemerintah saat ini berada pada titik level terendah. Jadi bagaimana mungkin berharap mendapatkan harga yang layak seorang engineer lokal di negri antah brantah yang penuh dengan dagelan? "terbersit sekilas pertanyaan : masih mungkin kah engineer lokal bisa menyaingi sibule dinegara ini?". ehm..mari kita merenung, berharap suatu saat rejeki itu berpihak pada engineer lokal tanpa merendahkan profesionalisme si bule.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar